Indonesia Pun Terperangah
Banyak orang terperangah atas pemberian visa tinggal sementara oleh Australia kepada 42 dari 43 pencari suaka Indonesia asal Papua.
Bahkan, ada yang bergumam, rupanya Indonesia sudah tidak diperhitungkan lagi! Perasaan disepelekan, diremehkan, bahkan dilecehkan mendominasi reaksi pemerintah dan rakyat Indonesia atas pemberian visa oleh Australia kepada 42 pencari suaka Papua.
Segala upaya diplomatik Indonesia bagi pemulangan para pencari suaka tampaknya tidak dihargai dan hanya dipandang sebelah mata. Timbul kesan kuat pula, Australia tidak mau tahu atas kerumitan yang sedang dihadapi Indonesia di Papua.
Pemberian visa tinggal sementara kepada 42 pencari suaka hanya menambah kekisruhan persoalan Papua. Juga memberikan sensasi tinggi untuk menarik perhatian masyarakat internasional bahwa di Papua ada masalah.
Indonesia tentu saja terkecoh oleh buaian pernyataan Australia yang menegaskan pentingnya kerja sama dan pengakuan kedaulatan Indonesia atas Papua. Perasaan terkecoh itu sebenarnya sudah ada presedennya dalam kasus Timor Timur. Semula Australia melambung-lambungkan integrasi Timtim dengan Indonesia, tetapi pada ujungnya mendukung perpisahan Timtim.
Perilaku penuh percaya diri Australia merefleksikan penilaian negara itu terhadap Indonesia. Ekspresi percaya diri serupa diperlihatkan Malaysia dalam kasus Ambalat setelah berhasil mendapatkan Sipadan dan Ligitan tahun 2002.
Terkesan sudah tidak ada lagi rasa segan, hormat, dan takut. Padahal, di masa lalu, kawan atau lawan segan atas kewibawaan Indonesia. Tidak ada yang berani mempermainkan kepentingan Indonesia. Namun sekarang Indonesia diremehkan karena kerapuhannya.
Berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia memang sedang kedodoran. Kaum elite tidak kompak dalam menyelesaikan berbagai persoalan strategis bangsa, seperti menghentikan praktik korupsi, mengatasi kesenjangan ekonomi, mengakhiri konflik secara bermartabat seperti di Papua.
Selama berbagai persoalan dalam negeri tidak dibereskan, Indonesia akan tetap diremehkan dan dilecehkan. Negara-negara yang maju secara sosial, ekonomi, dan politik, sekalipun kecil dalam ukuran wilayah dan penduduk, akan disegani, bahkan ditakuti.
Tantangan bagi Indonesia tentu saja bagaimana membangun kewibawaannya, yang bertumpu pada birokrasi yang tidak korup, dan peningkatan kesejahteraan kehidupan rakyat dari Sabang sampai Merauke. (tajuk rencana Kompas, 25-03-2006)
No comments:
Post a Comment