27/08/2010 11:48
INILAH.COM, Jakarta - Soetrisno Bachir (SB) bisa dibilang mantan ketua umum pertama yang keluar dari partai yang dulu pernah dipimpinnya.
Tidak pernah ada ketua umum atau bekas ketua umum partai politik yang lolos parliamentary threshold (PT) meninggalkan partainya.
"Kita lihat tidak ada sejarah parpol besar kecuali partai gurem ya, ketua umumnya keluar," ujar Peneliti Indobarometer Abdul Hakim kepada INILAH.COM, Rabu (25/8.
Ada apa dengan SB?
Ada 3 alternatif kemungkinan mengapa SB lebih memilih berada di luar Partai Amanat Nasional (PAN). Pertama, SB sudah tidak mungkin mendapatkan tempat yang proporsional setelah Hatta Rajasa menjadi Ketua Umum PAN.
Kedua, lanjut Abdul Hakim, SBY bukanlah sosok politikus yang getol 'bertarung' dalam dunia politik. Daripada 'babak belur', langkah yang tepat angkat kaki dari PAN.
"Akomodasi kepentingan di PAN tidak terpenuhi, cukup tepat dia keluar," imbuhnya.
Ketiga, SB tengah mencari kendaraan baru untuk pemilu 2014. Menuju 2014, Abdul menjelaskan, SB memiliki waktu yang cukup panjang. Ia bisa membentuk partai baru atau bergabung dengan ormas seperti Nasional Demokrat (Nasdem)
"Dengan waktu yang ada, cukup efektif membangun konstituen baru dengan partai baru atau ormas," ujar Abdul.
Sebelumnya, Soetrisno Bachir (SB) memutuskan kelur dari PAN karena ada 3 alasan. Pertama, untuk menghindarkan diri dari fitnah-fitnah politik yang selama ini dialamatkan kepadanya.
"Kalau ada kader PAN bertemu saya langsung berhembus fitnah-fitnah, kasihan kader PAN yang ketemu saya itu. Makanya supaya tidak ada kecurigaan saya memposisikan di luar PAN," terangnya saat buka puasa bersama Ormas dan Aktivis di kediamannya Pondok Indah, Jakarta, Minggu (22/8).
Alasan kedua, dengan keluar dari PAN maka dirinya bisa menjalin komunikasi dengan lintas partai tanpa kecurigaan apapun. "Karena saya sudah bukan PAN lagi maka tak perlu ada kecurigaan jika saya bertemu dengan teman-teman partai lain," terang politisi asal Pekalongan ini.
Dan alasan ketiga, SB mengaku ingin berkonsentrasi membangun ekonomi kerakyatan melalui lembaga keuangan mikro. Sebelumnya diberitakan, SB secara resmi menyatakan keluar dari PAN per tanggal 22 Agustus tahun ini.
SB terpilih menjadi ketua umum PAN pada Kongres II di Semarang pada 2005 lalu. Kemudian pada Kongres III di Batam pada 2010 dia tak bersedia mencalonkan lagi dengan alasan mengikuti tradisi satu periode Amien Rais. [bar/mah]
INILAH.COM, Jakarta - Soetrisno Bachir (SB) bisa dibilang mantan ketua umum pertama yang keluar dari partai yang dulu pernah dipimpinnya.
Tidak pernah ada ketua umum atau bekas ketua umum partai politik yang lolos parliamentary threshold (PT) meninggalkan partainya.
"Kita lihat tidak ada sejarah parpol besar kecuali partai gurem ya, ketua umumnya keluar," ujar Peneliti Indobarometer Abdul Hakim kepada INILAH.COM, Rabu (25/8.
Ada apa dengan SB?
Ada 3 alternatif kemungkinan mengapa SB lebih memilih berada di luar Partai Amanat Nasional (PAN). Pertama, SB sudah tidak mungkin mendapatkan tempat yang proporsional setelah Hatta Rajasa menjadi Ketua Umum PAN.
Kedua, lanjut Abdul Hakim, SBY bukanlah sosok politikus yang getol 'bertarung' dalam dunia politik. Daripada 'babak belur', langkah yang tepat angkat kaki dari PAN.
"Akomodasi kepentingan di PAN tidak terpenuhi, cukup tepat dia keluar," imbuhnya.
Ketiga, SB tengah mencari kendaraan baru untuk pemilu 2014. Menuju 2014, Abdul menjelaskan, SB memiliki waktu yang cukup panjang. Ia bisa membentuk partai baru atau bergabung dengan ormas seperti Nasional Demokrat (Nasdem)
"Dengan waktu yang ada, cukup efektif membangun konstituen baru dengan partai baru atau ormas," ujar Abdul.
Sebelumnya, Soetrisno Bachir (SB) memutuskan kelur dari PAN karena ada 3 alasan. Pertama, untuk menghindarkan diri dari fitnah-fitnah politik yang selama ini dialamatkan kepadanya.
"Kalau ada kader PAN bertemu saya langsung berhembus fitnah-fitnah, kasihan kader PAN yang ketemu saya itu. Makanya supaya tidak ada kecurigaan saya memposisikan di luar PAN," terangnya saat buka puasa bersama Ormas dan Aktivis di kediamannya Pondok Indah, Jakarta, Minggu (22/8).
Alasan kedua, dengan keluar dari PAN maka dirinya bisa menjalin komunikasi dengan lintas partai tanpa kecurigaan apapun. "Karena saya sudah bukan PAN lagi maka tak perlu ada kecurigaan jika saya bertemu dengan teman-teman partai lain," terang politisi asal Pekalongan ini.
Dan alasan ketiga, SB mengaku ingin berkonsentrasi membangun ekonomi kerakyatan melalui lembaga keuangan mikro. Sebelumnya diberitakan, SB secara resmi menyatakan keluar dari PAN per tanggal 22 Agustus tahun ini.
SB terpilih menjadi ketua umum PAN pada Kongres II di Semarang pada 2005 lalu. Kemudian pada Kongres III di Batam pada 2010 dia tak bersedia mencalonkan lagi dengan alasan mengikuti tradisi satu periode Amien Rais. [bar/mah]
No comments:
Post a Comment