Wednesday, July 25, 2007

“Senang Melihat Orang Susah, Susah Melihat Orang Senang"

Share on :

Kemiskinan sangat lekat dengan kekufuran! Maka, jangan menjadi manusia miskin. Begitulah kira-kira isi pesan yang keluar dari manusia suci, Muhammad SAW. Nabi umat muslim ini jauh-jauh hari sudah mengingatkan bahwa keadaan miskin akan menimbulkan sejuta masalah. Tidak mengherankan apabila kemudian semua negara di dunia menjadikan kemiskinan sebagai musuh bersama yang harus dibasmi di muka bumi.

Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menunjukan jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar lebih dari satu persen, yaitu dari 39.30 juta orang miskin pada Maret 2006 (17,75%) menjadi 31,17 juta orang pada Maret 2007 (16,58%). Secara data, angka ini cukup menggembirakan karena orang miskin di Indonesia makin berkurang. Akan tetapi, data ini menimbulkan pro-kontra. Banyak kalangan menilai, BPS dalam merilis hasil surveinya ini sudah diintervensi oleh pemerintah. Argumennya, secara faktual, masih banyak terlihat orang yang hidup susah di sana-sini.

Setiap BPS memunculkan data tentang jumlah orang miskin, memang selalu menimbulkan kecurigaan. Jika angkanya mengecewakan pemerintah, maka pemerintah yang meradang. Sementara jika angkanya menunjukan keberhasilan pemerintah, giliran para pengamat dan oposisi yang mencerca.
Sejatinnya data yang dihasilkan lewat metode yang bisa dipertanggung jawabkan adalah suatu acuan yang pastinya berguna. Tinggal bagaimana independensi penghasil data yang menjadi taruhannya.

Meski menggembirakan buat pemerintah, yang perlu digarisbawahi dari hasil survei BPS ini, masih ada 31 Juta orang miskin! Tentu ini bukan angka yang baik untuk di sukuri. 31 juta orang miskin berarti 1/7 penduduk Indonesia hidup menderita. 31 Juta orang yang setiap harinya takkan pernah tau apakah mereka bisa makan hari ini atau tidak. 31 juta orang miskin, adalah tragedi kemanusian yang masih sangat besar jumlahnnya.

Oleh karena itu, masih banyak PR pemerintah yang harus diselesaikan. Kegembiraan dengan menurunnya angka kemiskinan, tentunya sah-sah saja karena ini menjadi indikator keberhasilan pemerintah dalam memberantas kemiskinan. Akan tetapi, angka 31,17 juta bukanlah angka sedikit!

Dan buat kalangan yang meragukan data BPS, seharusnya tidak terlalu reaktif. Karena itu artinya kita menjadi orang yang senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang!

No comments: